“ketika kau melalui lorong ini kau akan tercium aroma yang tak mungkin dapat kau lupakan ia bukan aroma bunga-bunga yang selalu kau petik untuk menjadi dandan sanggulmu”

Membaca kumpulan puisi ini, pembaca dibawa mengenali dunia puisi S.M. Zakir yang dipenuhi dengan matahari yang tergantung pada langit malam, kelopak kemboja di lorongan, erangan serigala dan kata-kata yang sedang terluka. Puisi S.M Zakir menggetarkan emosi dalam hantaran mesej dan keintelektualannya. Ada kalanya puisinya menjadi lelaki romantis yang merindui kekasihnya pada malam sepi, namun dapat berubah menjadi pahlawan gagah yang sedang bertarung membusur matahari.

Ada nyala matahari dalam dada penyairnya, ada aroma yang mulai membakal harumnya untuk setiap pembaca buku ini.